Saturday, April 14, 2018

What If Your Life Can Be Exchanged for Money? I Sold My Life for Ten Thousand Yen per Year (Review)

April 14, 2018


myanimelist.net

The story focuses on a twenty-year-old with little hope for the future. One day, he discovers a shop that buys lifespan, time, and health. This is a story dealing with the consequences of doing so.

Source: MyAnimelist


English Review

Maybe this is what I can say as a hidden gem. Because not many people know it, and it’s hidden between many mangas that already exist. Why I consider it a gem is because although this manga is relatively short, this manga teaches you about the value of a life. This manga may be a representation of the difficulties of life nowadays, a hope of successful future and achieving life's goals but instead failing to achieve it until finally swallowed by life. And also about believing that something good will always happen in the future.

Story
           This manga told about a pair of boy and girl in same school that has a bright future, has a good grades and has many friends. Then they determined to become successful people in the future and meet again as adults after succeed in their life. But after the boy became an adult, he failed to achieve success. He lost everything, lived in boredom, had no friends, lost his hobbies, and only worked part time to survive until he was no longer knows his way of life. When his life doesn’t have meaning anymore he then meets someone who offers a place that can exchange lifespan, time, and health with money. Because he is no longer hopeful with his life, he then comes to the place and exchanges his 30 years lifespan and he gets 30,000 yen for the remaining 3 months of his life. He was also observed by an observer who followed him to see how he spent the rest of his time. The observer can’t be seen by ordinary people except those who have the same job and the main character. In the rest of the time he then tried to change his life, he also tried to find the whereabouts of his childhood friend. There is an interesting moment, where the only hope he had in his short life to meet his childhood friend turned to led him into despair, how he was shocked when he knew his childhood friend also wasn’t able to achieve success, and actually became pregnant when in high school that lead to forced marriage, and then divorced after a time, until she can only enjoy the bitterness of her life. And she also finally left his childhood friend after she thought he was became crazy for telling her what he had just experienced.
         At this moment then the observer becomes a main role in changing the direction of his short life, how the main character then spend his days with his observer until finally realized that the observer was in debt and forced to work like that until the debt is paid off. This is the turning point in this manga, when the main character realizes it, he then accompanies the observer, joking together, telling stories and comfort each other, until they finally liked each other. And that makes him realize that he's actually really enjoying his life now. He also became famous in his town because he is considered as a con artist by pretending to have a lover because the people in his city can’t see the observer, until many believe that the main character really has a lover.
The most touching moment is when the main character eventually sells his lifespan again to 3 days left to ease the observer's debt, and tells the observer to forget him after he's gone and finds a better companion for her life. But instead the observer chooses to sell her life span until 3 days left as well and enjoy the rest of her life with the main character because she is happier with the main character. From this story, this manga tries to give another perspective of happiness, this manga telling us that to be happy doesn’t have to be successful and rich because small and simple things that sometimes you don’t realize can give you happiness for yourself. And also a short life that can give you happiness is better than a long life but unhappy because a life that short but happy can make you feel more satisfied and more meaningful than live long but unhappy that only gives you boredom and becomes meaningless life.
This manga also gives us morals of the story, as for example in one part of the story when the observer thinks that when someone has managed to fix their mistakes in their life, that doesn’t mean they have succeeded in their life, but instead they only returned to their starting point of their life. Or also when the old man who offers the place of lifespan exchange to someone says that the value in life is not the past, but the future because in the future, you can choose the direction and the purpose of your life, no one knows what you will become later and only you alone will be the one to decide your life in the future, so you still have a chance to shape your life the way you want it to be.
myanimelist.net
 

 mangawindow.net

Art
       Not much I can say about art in this manga. Overall the drawing in the manga is quite appropriate with the depiction of characters, such as the main character who looks like a boring person who has no hope of life, or the observer who looks always gloomy and lonely because she can’t be seen by others. There are some scenes that can be described nicely in this manga, as for example when the observer invites the main character to a lake at night that filled with sparkling stars and the reflection of lake that visible from the bright of the night. Or also when the main character invites the observer to see fireflies around the river edge at night. How the depiction in the scene is very good.

Conclusion
          The manga is indeed short, but overall I really enjoy reading it, from the story that tries to illustrate a life that can be exchanged with money, which certainly does not make a sense, but turns out it can be well described, to how a happiness can come from a simple thing, and it can give me a new perspective of life, making me think that the manga is worth to read.


Overall 9/10

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Indonesian Review

Mungkin ini yang bisa aku bilang sebagai hidden gem. Karena belum banyak yang tahu, dan tersembunyi oleh banyaknya manga-manga yang ada. Kenapa aku menganggap sebagai gem, karena meskipun manga ini tergolong pendek, namun manga ini mengajarkanmu mengenai nilai sebuah kehidupan. Manga ini mungkin menjadi representasi mengenai sulitnya kehidupan sekarang, sebuah harapan mengenai ekspektasi masa depan yang sukses dan dapat meraih tujuan hidup namun ternyata gagal untuk meraihnya hingga akhirnya ditelan oleh kehidupan. Dan juga mengenai pandangan bahwa sesuatu hal yang baik pasti akan terjadi di masa mendatang. 

Story
Di manga ini diceritakan mengenai sepasang bocah laki-laki dan bocah perempuan satu sekolah yang mempunyai masa depan cerah, mempunyai nilai sekolah yang bagus dan mempunyai banyak teman. mereka kemudian bertekad untuk menjadi orang sukses di masa mendatang dan bertemu lagi saat sudah dewasa dan sukses.Namun setelah bocah laki-laki itu sudah dewasa, dia gagal untuk meraih kesuksesan. Dia kehilangan segalanya, hidup dalam kebosanan, tidak punya teman, kehilangan hobinya, dan hanya bekerja paruh waktu untuk bertahan hidup hingga dia sudah tidak punya arah tujuan lagi. Disaat hidupnya sudah tidak berarti lagi dia kemudian bertemu seseorang yang menawarkan tempat yang bisa menukarkan jangka hidup, waktu, dan kesehatan dengan uang. Karena dia sudah tidak ada harapan lagi dengan hidupnya, dia kemudian mendatangi tempatnya dan menukarkan jangka hidupnya selama 30 tahun dan dia mendapat 30.000 yen untuk 3 bulan sisa dalam hidupnya. Dia juga diawasi oleh seorang pengamat yang mengikutinya untuk melihat bagaimana dia menghabiskan sisa waktu yang tersisa. Pengamat itu tidak bisa dilihat oleh orang-orang biasa kecuali orang-orang yang memiliki pekerjaan sama dan tokoh utama. Di sisa waktunya itu dia kemudian berusaha untuk mengubah hidupnya, dia juga mencoba untuk mencari keberadaan teman masa kecilnya. Disinilah terjadi momen yang menarik, dimana satu-satunya harapan dia dimasa hidup singkatnya untuk bertemu teman masa kecilnya itu berujung kepada keputus asaan dia, bagaimana dia semakin terpukul ketika mengetahui teman masa kecilnya itu ternyata juga tidak dapat meraih kesuksesan, dan justru hamil saat sma sehingga terpaksa menikah, dan kemudian bercerai, hingga hanya bisa menikmati pahitnya hidup. Dan dia akhirnya juga ditinggal teman masa kecilnya itu setelah temannya menganggap dia sudah tidak waras karena menceritakan tentang apa yang baru dia alami.
     Di momen ini kemudian si pengamat menjadi peran dalam mengubah arah tujuan hidup singkatnya itu, bagaimana si tokoh utama kemudian menghabiskan hari-harinya dengan pengamatnya hingga akhirnya menyadari bahwa si pengamat ternyata terlilit hutang hingga akhirnya harus bekerja seperti itu sampai hutangnya terlunasi. Disinilah terjadi turning point dalam manga ini, dimana saat tokoh utama menyadari hal tersebut, dia kemudian menemani dan menghibur si pengamat itu, saling bercanda, bercerita dan melengkapi keduanya, hingga akhirnya keduanya saling suka. Membuatnya sadar bahwa dia ternyata sangat menikmati kehidupan dia sekarang. Dia juga menjadi terkenal di kotanya karena dianggap sebagai con artist dengan berpura-pura memiliki pasangan karena para warga di kotanya tidak bisa melihat si pengamat, hingga akhirnya banyak yang percaya kalau si tokoh utama memang benar-benar memiliki pasangan.
           Hal yang paling menyentuh adalah saat si tokoh utama akhirnya menjual lagi jangka hidupnya menjadi sisa 3 hari lagi untuk meringankan hutang si pengamat, dan menyuruh si pengamat untuk melupakannya setelah dia sudah tidak ada dan mencari pendamping hidupnya yang lebih baik darinya. Namun ternyata si pengamat memilih untuk menjual jangka hidupnya sampai sisa 3 hari juga dan menikmati sisa hidupnya dengan si tokoh utama karena dia lebih bahagia dengan si tokoh utama. Dari cerita ini, manga ini mencoba untuk memberikan pandangan lain mengenai kebahagiaan, bahwa bahagia itu tidak harus dengan menjadi sukses dan kaya raya karena hal-hal  yang kecil dan simpel yang kadang tidak kamu sadari ternyata bisa memberimu sebuah kebahagiaan tersendiri. Dan juga hidup singkat namun bisa memberimu kebahagiaan lebih baik daripada hidup lama namun tidak bahagia karena hidup singkat dan bahagia dapat membuatmu merasa lebih puas dan lebih berarti daripada hidup lama dan tidak bahagia yang hanya memberimu kebosanan selama hidup menjadi tidak berarti.
                Manga ini juga memberikan pesan-pesan mengenai kehidupan di cerita ini, seperti di salah satu bagian cerita saat si pengamat menganggap saat seseorang berhasil memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam hidupnya bukan berarti dia telah berhasil dalam hidupnya, melainkan dia hanya kembali ke titik awal dalam hidupnya. Ataupun juga saat kakek yang menawarkan tempat penukaran jangka hidup itu ke seseorang mengatakan kalau yang menjadi suatu nilai dalam hidup bukanlah masa lalu, melainkan masa depan karena di masa depan, kamu bisa memilih arah dan tujuan hidupmu, tidak ada yang tahu seperti apa kamu nantinya dan hanya kamu sendiri yang menjadi penentu dalam hidupmu di masa mendatang, sehingga kamu masih memiliki kesempatan untuk membentuk hidupmu seperti yang kamu inginkan.

myanimelist.net

mangawindow.net

Art
Tidak banyak yang bisa aku review dalam art di manga ini. Gambar di manga ini cukup sesuai dengan penggambaran karakter-karakter tokohnya, seperti si tokoh utama yang tampak seperti orang membosankan yang sudah tak punya harapan hidup, ataupun si pengamat yang tampak selalu murung dan kesepian karena tidak bisa dilihat orang lain. Ada beberapa scene yang mampu digambarkan dengan apik di manga ini, seperti saat si pengamat mengajak si tokoh utama ke sebuah danau di malam hari yang penuh dengan gemerlap bintang dan refleksi air danau yang terlihat dari cerahnya cahaya malam. Atau juga saat si tokoh utama mengajak si pengamat melihat kunang-kunang di sekitar pinggir sungai pada malam hari. Bagaimana penggambaran di scene tersebut sangat bagus.

Conclusion
Manga ini memang pendek, tapi secara keseluruhan aku sangat menikmatinya, dari cerita ini yang mencoba menggambarkan bagaimana jika sebuah kehidupan dinilaikan dengan uang, yang tentunya agak gak masuk akal, namun ternyata dapat digambarkan dengan baik, sampai kebahagiaan yang bisa datang dari suatu hal yang simpel, dan itu mampu memberiku persepsi baru mengenai hidup, sehingga menurutku manga ini worth it untuk dibaca.


Overall 9/10

Monday, April 9, 2018

Witness The Simplest Yet Realistic Love Story In Tsuki ga Kirei (Review)

April 09, 2018


With a new school year comes a new crowd of classmates, and for their final year of junior high, aspiring writer Kotarou Azumi and track team member Akane Mizuno end up in the same class. Though initially complete strangers, a few chance encounters stir an innocent desire within their hearts. A yearning gaze, a fluttering heart—the hallmarks of young love slip into their lives as fate brings their paths to a cross.
However, though love is patient and love is kind, Kotarou and Akane discover it is not always straightforward. Despite the comfort they find in each other's company, heartache and anxiety come hand in hand with pursuing the feelings in their hearts. With the uncertainty of how the other truly feels as well as the competing affections of those around them, the road ahead is unclear. Even so, under the shining light of a beautiful full moon, Kotarou gathers his courage to ask Akane a single question, one that forever changes their quiet relationship.

Source: MyAnimelist


English Review

Story
When talking about anime, the genre of school life maybe too common. Nevertheless, despite the theme of school life which many other anime have already used, Tsuki ga Kirei is able to bring this genre very well made, even the simple story becomes the main charm of this anime. If another anime tries to bring a complex plot with many characters, this anime uses only two main characters and tells about two people who are in love, Kotarou and Akane. Each character has a good story development and no plot holes are happening. The expression and personality of each character is also not excessive, from behavior to gesture and facial expressions that are natural so it looks realistic, no characters are behaving like common anime personality, such as tsundere, kuudere, or other dere-dere.
Stories are also brought with no haste, slowly but surely. The first time Kotarou and Akane accidentally met at the restaurant with their families for example, how they still don’t know each other and only seeing each other at school. From that meeting the two began to show their interest and their relationship began to grow. At first they were still embarrassed to greet each other and just look from a distance. This is where the role of social media plays an important role in their story. Throughout the story, LINE became a place where the two showed expression and then brought their relationship closer, until they finally decided to meet. What's interesting is when they meet it turns out they are both still embarrassed to look at each other and also not dare to talk, making both end up just mutually silent and awkward. Perhaps some people are irritated when they see it, but if you look at the reality now, young people are more open when chatting through social media than when chatting directly, making the expression of Kotarou and Akane can be practically natural and realistic.
What makes it different again from other anime is there are family relationship in this anime. Generally, in other anime school life the premise is the main character living alone in his apartment or left by their family to work abroad. It can also have a family, but not put into the story. In this anime it is shown how the families of the two characters interact with each other like the family used to be in reality. As in the Kotarou family for example. His mother didn’t want him to be a writer because it’s an uncertain career, but his father was understanding with him and allowed him to freely choose his future even though sometimes his mother scolded his father because of it. Or when Kotarou was determined to try to enroll in the same school as Akane, but didn’t get approval from his mother because the school had high academic standards, whereas he didn’t have good academic grades, making him start quarrel with his mother. The family relationship also shown with the Akane family, especially her sister who often jokes with her and giving advice about her love life, as well as when her family decides to move away because of her father’s work, and also to get closer to Akane's new school, thus forcing Kotarou and Akane to start long distance relationship.
The role of a side character is also delivered properly, not forced in the story making it out of place. Their role also gives influence in the character development of Kotarou and Akane, making them become an important role in this Anime. For example, friends of the Akane’s track and field team, Chinatsu and Takumi. Chinatsu who is interested in Kotarou, and Takumi who has been liked Akane for long, raises a love triangle among them. This is where Kotarou and Akane characters develop, how they experience jealousy and heartbreak, as when Akane sees Chinatsu approaching Kotarou, or when Kotarou sees Takumi close to Akane, causing mutual suspicion between the two and being unsure of their relationship. Nevertheless, the conflicts are also match to the personality of Kotarou and Akane, how those two prefer to bury their feelings and not dare to directly interfere and eventually quarrel in the LINE. Nevertheless, the drama given in this anime is not excessive and delivered with a natural pace. There is no forced expression and dialogue and no character who crying in every episode (thank god).
In addition, the side activities of the two characters also became important for their future, such as Akane who joined the track and field team at school and got a recommendation at a high school who has good track and field activity, making Kotarou intend to take the entrance test at same school as Akane. Or Kotarou who participated in the festival activities in his city and intend to be a writer with a guide from Daisuke, a friend of his festivals activities. What's interesting about this anime is when the epilogue is told in a timeline about the journey of Kotarou and Akane relationship after graduating from middle school and having long distance relationship until they finally get married and have a children, making the story fully complete and give a sense of satisfaction because the audience saw how both of them eventually became a family and ended happily.



Visual
Art and visual provided by this Anime has a natural touch in the design of his character, how in each character have nothing misplaced or strange design, like a natural hair color, no colorful hair (except Roman), then as well as the physical posture of each character adjusted to their age, such as Kotarou and Akane who have postures and faces like a middle school student in general, there are no characters who have strange and excessive look. Then the background art is also described with simple and natural and in accordance with the character design, so it can strengthen the atmosphere in the story.

Music
The soundtrack in this anime is successful in making this anime comfortable to follow. How the music in this anime can create an peace and relax atmosphere, and played in precisely with the scenes in the story so that the audience who see feel comfortable and carried away with the atmosphere in the anime. Then there are also some scenes that have no background music to focus on sound effects, which of course can cause a feeling like inside the anime. The soundtrack is also nice, like one of the songs from Kiroro in a particular scene for example.

Conclusion
This anime is more focused on the simple story rather than complex story. Although simple, it become a story that different from other anime. I’m really enjoyed in watching this anime, and also sometimes remembering my old times because of stories that can be said like stories on everyday life, stories about the natural relationship in school, and that I have not found in the anime else, so this anime is suitable for you who seek in terms of novelty.


Overall 9/10

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Indonesian Review

Story
Kalo ngomongin anime, genre kehidupan sekolah mungkin sudah menjadi genre yang terlalu umum. Meskipun begitu, biarpun mengambil tema kehidupan sekolah yang dimana banyak anime lain yang sudah memakainya, Tsuki ga Kirei mampu membawakan genre ini dengan baik, bahkan plot cerita yang sangat simpel menjadi daya tarik utama dari anime ini. Jika anime lain mencoba untuk membawakan plot yang kompleks dengan tokoh karakter yang banyak, anime ini hanya menggunakan dua tokoh utama dan bercerita tentang keduanya yang saling jatuh cinta, Kotarou dan Akane. Setiap karakter memiliki perkembangan cerita yang baik dan tidak ada plot hole yang terjadi. Begitupun juga dengan ekspresi dan personality tiap karakter juga tidak ada yang berlebihan, dari tingkah laku sampai gesture dan ekspresi wajah yang ada dibawakan dengan natural sehingga terlihat realistis, tidak ada karakter yang terlalu berperilaku ke personality-personality pada anime umumnya, seperti tsundere, kuudere, atau dere-dere lainnya.
Cerita juga dibawakan dengan tidak tergesa-gesa dan berjalan dengan pelan namun pasti. Saat pertama Kotarou dan Akane tak sengaja bertemu di restoran bersama keluarga masing-masing misalnya, bagaimana mereka masih belum kenal dan hanya pernah saling melihat waktu di sekolah. Dari pertemuan itulah keduanya mulai saling menunjukan ketertarikannya dan hubungan keduanya mulai berkembang. Awalnya mereka masih malu untuk saling menyapa dan hanya melihat dari kejauhan. Disinilah peran media sosial berperan penting dalam cerita mereka. Di sepanjang cerita, LINE menjadi tempat keduanya saling menunjukkan ekspresi dan kemudian mendekatkan hubungan mereka, hingga akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu. Yang menarik adalah saat mereka bertemu ternyata keduanya masih malu untuk saling menatap dan juga tidak berani untuk mengobrol, membuat keduanya akhirnya hanya saling diam dan canggung. Mungkin beberapa orang irritated saat melihatnya, tapi jika melihat realita sekarang, anak-anak muda memang lebih terbuka saat mengobrol lewat media sosial daripada saat berhadapan langsung, sehingga ekspresi Koutarou dan Akane bisa dibilang natural dan realistis.
Yang menjadi beda lagi dari anime-anime lain adalah terdapat hubungan kekeluargaan yang diceritakan di anime ini. Umumnya, di anime-anime kehidupan sekolah lain premisnya adalah tokoh utama hidup di apartemen sendiri atau ditinggal keluarganya kerja di luar negeri. Bisa juga ada keluarganya, tapi tidak dimasukkan kedalam cerita. Di anime ini diperlihatkan bagaimana keluarga dari kedua tokoh saling berinteraksi mirip keluarga asli. Seperti pada keluarga Kotarou misalnya. Ibunya tidak ingin dia menjadi penulis karena karir yang tidak pasti, namun ayahnya justru pengertian dengan Kotarou dan membiarkannya untuk bebas memilih masa depan dia meskipun kadang-kadang dimarahi istrinya karena membiarkan anaknya. Begitupun juga saat Kotarou bertekad untuk mencoba mendaftar di sekolah yang sama dengan Akane, namun tidak mendapat persetujuan dari Ibunya karena sekolah tersebut mempunyai standar akademis yang tinggi, sedangkan dia tidak memiliki nilai akademis yang bagus, membuatnya menjadi bertengkar dengan ibunya. Begitupun juga dengan keluarga Akane, terutama kakaknya yang sering bercanda dengannya dan memberikan masukan mengenai kehidupan cintanya, dan juga saat keluarganya memutuskan untuk pindah rumah karena ayahnya yang dipindah lokasi kerjanya, dan juga agar lebih dekat dengan sekolah baru Akane, sehingga memaksa Kotarou dan Akane untuk berhubungan jarak jauh.
Peran-peran tokoh sampingan juga dibawakan dengan pas, tidak dipaksakan dalam cerita sehingga out of place, dan memberi pengaruh dalam perkembangan karakter Kotarou dan Akane sehingga karakter-karakter sampingan tersebut juga menjadi peran penting dalam Anime ini. Misalnya saja teman-teman setim Akane, Chinatsu dan Takumi. Chinatsu yang tertarik dengan Kotarou, dan Takumi yang sudah lama suka dengan Akane, menimbulkan cinta segitiga diantaranya. Disinilah banyak terjadi perkembangan karakter Kotarou dan Akane, bagaimana keduanya mengalami rasa cemburu dan patah hati, seperti saat Akane melihat Chinatsu mendekati Kotarou, ataupun juga saat Kotarou melihat Takumi dekat dengan Akane, sehingga menimbulkan saling kecurigaan diantara keduanya dan menjadi ragu dengan hubungan mereka. Meskipun begitu, konflik yang dibawakan juga disesuaikan dengan sifat asli dari Kotarou dan Akane, bagaimana mereka yang lebih memilih memendam perasaannya dan tidak berani untuk langsung mencampuri hubungan kedua tokoh utama dengan tokoh sampingan dan akhirnya bertengkar di media LINE, sesuai dengan sifat kedua tokoh. Meskipun begitu, drama yang diberikan juga tidak berlebihan dan dibawakan dengan natural. Tidak ada ekspresi dan dialog yang dipaksakan dan tidak ada karakter yang sering menangis di tiap episode (thank god).
Selain itu, kegiatan sampingan dari kedua tokoh juga menjadi penentu dalam masa depan kedua tokoh, seperti Akane yang mengikuti kegiatan tim lari di sekolah yang akhirnya mendapat rekomendasi di sekolah SMA yang berprestasi di olahraga lari, membuat Kotarou akhirnya berniat untuk mengikuti tes masuk di sekolah yang sama dengan Akane. Ataupun Kotarou yang mengikuti kegiatan untuk festival di kotanya dan berniat menjadi penulis dari kegiatan tersebut dengan panduan dari Daisuke, teman dari kegiatan festivalnya. Yang menarik lagi dari Anime ini adalah pada saat di epilogue diceritakan secara timeline mengenai perjalanan hubungan Kotarou dan Akane setelah lulus SMP dan berhubungan jarak jauh sampai keduanya akhirnya menikah dan memiliki anak. Sehingga membuat cerita keduanya menjadi lengkap dan memberikan rasa kepuasan karena para audiens melihat bagaimana keduanya akhirnya menjadi keluarga dan berakhir dengan bahagia.



Visual
            Art dan visual yang diberikan oleh Anime ini memiliki sentuhan natural dalam desain karakternya, bagaimana di tiap karakter tersebut tidak ada yang misplaced atau aneh, seperti warna rambut yang natural, tidak ada rambut yang warna-warni (kecuali Roman, mungkin rambutnya dicat), kemudian juga postur fisik tiap karakter yang disesuaikan dengan umurnya, seperti Kotarou dan Akane yang memiliki postur tubuh dan wajah seperti anak SMP pada umumnya, tidak ada karakter yang berpostur aneh dan berpenampilan berlebihan. Kemudian background art juga digambarkan dengan simple dan apik dan sesuai dengan desain karakternya, sehingga bisa menguatkan suasana di cerita tersebut.

Music
            Soundtrack dalam anime ini sukses dalam membuat anime ini nyaman untuk diikuti. Bagaimana musik-musik di anime ini dapat menciptakan suasana damai dan rileks, dan tepat dalam memainkan musiknya dengan scene-scene dalam cerita sehingga para audiens yang melihat merasa nyaman dan terbawa suasana. Kemudian juga ada dibeberapa scene yang tidak ada background musiknya untuk berfokus pada sound effect, yang tentunya dapat menimbulkan rasa seperti masuk ke dalam anime itu. Kemudian soundtrack yang dibawakan juga enak untuk didengar, seperti salah satu lagu dari Kiroro pada scene tertentu misalnya.

Conclusion
            Anime ini memang lebih berfokus pada kesimpelannya daripada cerita yang kompleks. Meskipun simpel tapi hal itu menjadi yang membedakan dari anime-anime lainnya. Aku sendiri dalam melihat anime ini sangat menikmatinya, dan juga kadang-kadang remembering my old times karena cerita yang bisa dikatakan seperti cerita pada kehidupan sehari-hari, cerita mengenai hubungan yang alami pada masa sekolah, dan hal itu belum aku temukan di anime-anime lain, sehingga anime ini cocok untuk kamu yang mencari dari segi novelty.


Overall 9/10

Tuesday, April 3, 2018

Hogs of War, Have Fun With Battle of Pigs (Review)

April 03, 2018

Hogs of War is a turn-based tactical warfare game. Take turns controlling members of your squad of hogs to engage in combat with the opposition based on World War 1. With 3D graphics, vehicles, a career-based single-player mode, and voice-over (narration and for characters) by British comedian Rik

-Steam

English Review
If we talk about Playstation 1, i'm gonna remember the name Hogs of War, a game when I was a boy (LoL). A game released in 2000 by Infogrames is about the battle to control a continent, but the war is not done by human, but pigs. Yes it is, you are playing as pigs to wage war with other pigs. Well this game was ported into PC, precisely in Steam. I finally can nostalgia again. But, expectations and reality happen in the PC version of the game because of the many features of PS 1 that are not exist in this PC version.

Gameplay - Fun but spoiled by the opponent that doesn't move
This game brings the gameplay of turn-based tactics. So you act as a group of infantry and control each member of the infantry in turn. But that does not mean you can freely move your pig because each turn is given a few seconds after you start the moving so it makes you have to think quickly and know the direction of your destination before your time runs out. When you want to attack your opponent, you are given some weapon options to "kill" your opponent's pig, and the higher rank the pigs are the more weapons you can use, from just punching until calling a zeppelin to bombard your opponent. You can also use some vehicles like tanks or siege gun, similar to the same game Worms if you ever playing game. The exciting thing about this game is definitely the fun of the pigs while fighting, from their speech and act that can make you laugh (they sometimes fart) until the time they die (they salute first when dead then collapses and explodes until only their shoes remain, RIP). Also when attacking opponents with explosive type weapons such as bazooka and grenades require extra concentration because if doing miscalculations can hit your own pig or other pigs of your team which would be very annoying to you if that happen. Oh and also the pigs can't swim when the rank is still low. If your pigs bounce into the water when attacked, they will try to swim to the land, but with health that continues to decline rapidly, if their health runs out, they will drown.



What makes this game disappointing is in the PC version your opponent is too lazy to move. They cannot move and only attack you from the same position, which I think can be fatal for damaging this gameplay. Try to imagine, your enemy is still in the same place, and you can freely move wherever you want, it's like given the ease and doesn't need to think strategy because your enemies will not go anywhere.

Visual - Graphics that fit the gameplay

The graphics of this game are focused on more cartoony and colorful, making it suitable to be paired with fun gameplay, adding the hilarious feel of the game, even though the graphic is still a bit plain. Well, it's reasonable because this is old game, so the graphics of this game still low resolution. Also disapponting is even though it's ported to the Steam in 2015, it's still no widescreen monitor support so the game screen is not optimal when played on a widescreen monitor.

Story - War without drama
In the campaign mode this game is told in narrative story that tells about a pig-shaped continent that has big resources, thus making many countries fighting over it to be able to dominate other countries. Here your role is as one of the infantry forces of the country you choose to sieze and control island one by one by the direction of your superior commander until all island seized. There is no backstory about your infantry troops, nor their stories while completing those missions, not even a single conversation between pigs happened during a mission. They're just there for you to control and complete the campaign mission, that's all. Although in the Playstation 1 version there are still scenes that show moral messages that can lift the story of this game, but it's not shown in the PC version. Making this game story feel plain.

Music - Silent war
Not much can be reviewed in terms of music in this game. Background music only exist when in the main menu with patriotic vibe and ending. Then there is another sound theme per country that is identical with the typical music of these real countries counterpart in the gameplay, which is played every start of the turn of the country. The rest is no more music so it lost the ambience of war.

Replaybility - More fun if played together
Although this game feels lacking in terms of single player, but when it comes to multiplayer this game can be more fun. you can play with your friends up to 4 players who try to win each game with only single PC only by playing per turns or via LAN and Online which certainly add to the excitement because this game focus is fun and if played together will be felt more fun again. Therefore, this game can be played many times if you play multiplayer, but it will be boring if played in singleplayer because after you finish the campaign of this game, there is no feature that makes you want to continue to play the campaign because the missions will be repetitive.

Conclusion
This game is the same as the Playstation 1 version, still feels lacking in terms of music and story. But with the PC port, many features that exist in PS 1 is removed, making this game become more monotone. Maybe if still played in multiplayer this game still feels fun to play. But if it is played in singleplayer I recommend to play the Playstation 1 version.


Overall 5/10

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Indonesian Review Kalo lagi ngomongin game PS 1, jadi inget sama yang namanya Hogs of War, game waktu aku masih bocah (LoL). Game yang dirilis tahun 2000 oleh Infogrames ini bertema tentang peperangan untuk menguasai suatu benua, tapi yang berperang bukan manusia, melainkan babi. Yes it is, kamu mainin babi buat berperang sama babi-babi lain. Nah game ini ternyata di port ke PC, tepatnya di Steam. Akhirnya bisa buat nostalgia lagi. But gaes, ekspektasi dan realita terjadi pada game versi PCnya karena banyaknya fitur-fitur dari PS 1 yang tidak terlihat di versi PC ini.           


Gameplay - Kocak dan Seru, namun tertutupi oleh lawan yang tak mau Jalan
Game ini mengusung gameplay turn-based tactics. Jadi kamu berperan sebagai kelompok infantri dan mengendalikan setiap anggota infantri tersebut secara bergantian, begitupun juga dengan lawanmu. Namun bukan berarti kamu bisa sebebasnya jalanin babimu karena setiap giliran diberi waktu beberapa detik setelah kamu mulai gerak sehingga membuatmu harus cepat berpikir dan tahu arah tujuanmu sebelum waktu giliranmu habis. Saat kamu mau nyerang lawanmu, kamu diberi beberapa opsi senjata buat “bunuh” babi lawan, dan semakin babimu tinggi levelnya semakin banyak juga senjata yang bisa kamu gunakan, dari yang cuman tinju doang sampe bisa manggil zeppelin buat bombardir lawanmu. Kamu juga bisa ngendaliin beberapa kendaraan kayak tank atau siege gun kayak cannon dan artillery, mirip-miriplah sama game Worms kalo kamu pernah mainin gamenya. Yang bikin seru dari game ini tentunya adalah kocaknya para babi ini saat berperang, dari gaya bicaranya dan tingkahnya yang bikin ketawa (dia bisa kentut) sampai saat babimu mati (dia bisa hormat dulu waktu mati kemudian ambruk, meledak dan sisa sepatunya doang, RIP). kemudian juga saat menyerang lawan dengan senjata tipe peledak seperti bazooka dan granat membutuhkan konsentrasi yang ekstra karena kalo salah perhitungan bisa kena babimu sendiri atau babi lain dari timmu yang tentunya sangat merugikanmu. Oh dan juga para babi-babi ini gak bisa berenang saat pangkatnya masih rendah gaes. Kalo babimu terpental ke air saat diserang lawan, dia akan berusaha berenang ke tepian, tapi dengan health yang terus menurun dengan cepat, kalo healthnya habis, dia akan tenggelam.
Nah yang bikin kecewa dari game ini di versi PCnya adalah lawanmu kayak males banget buat gerak, or gamau gerak sama sekali dan cuman nyerang kamu dari posisi yang sama terus, yang menurutku bisa fatal karena merusak gameplay ini. Coba bayangin, musuhmu tetep berada di tempat yang sama terus, dan kamu bisa leluasa bergerak kemanapun kamu mau, jadi kayak diberi kemudahan dan tidak perlu pikir strategi karena musuhmu gak akan kemana-mana.


Visual - Grafis yang pas dengan gameplay
Grafis dari game ini difokuskan untuk lebih keliatan cartoony dan colorful, sehingga cocok jika dipasangkan dengan gameplay yang fun, bikin bisa menambahkan feel hilariousnya dari game ini, meskipun gambarnya masih agak kotak-kotak. Yaa wajarlah karena ini game lama dan dari game PS 1, grafis dari game ini masih berpixel rendah. Namun yang agak disayangkan meskipun di port ke Steam pada tahun 2015, tapi tidak dibikin support widescreen monitor sehingga layar gamenya tidak maksimal saat dimainkan di monitor widescreen.

Story - Perang tanpa drama
Di campaign mode game ini berbentuk narasi yang menceritakan sebuah benua berbentuk babi yang memiliki sumber daya yang sangat besar, sehingga membuat banyak negara memperebutkannya untuk bisa mendominasi negara-negara lain. Disini peranmu adalah sebagai salah satu pasukan infantri dari negara yang kamu pilih untuk menguasai satu persatu pulau hingga semua terkuasai dengan arahan dari komandan atasanmu. Tidak ada cerita tentang asal usul pasukan infantrimu, ataupun cerita mereka saat menyelesaikan misi-misi tersebut,  bahkan tidak ada satupun percakapan antar babi yang terjadi pada saat ditengah misi. Mereka hanya ada untuk kamu kendalikan menyelesaikan misi campaign, itu saja. Meskipun pada versi PS 1 masih ada scene-scene yang memperlihatkan pesan-pesan moral yang dapat mengangkat cerita game ini, tapi di versi PC tidak diperlihatkan. Membuat game ini terasa sangat kurang dalam segi storynya di PC.

Music - Perang yang sunyi
Tidak banyak yang bisa direview dari segi musik di game ini. Background music hanya ada saat di main menu dengan nuansa patriotik dan saat endingnya. Kemudian ada lagi sound theme per negara yang identik dengan musik khas negara-negara tersebut pada saat di gameplay, yang dimainkan setiap giliran negara tersebut dimulai. Selebihnya tidak ada lagi musik sehingga kurang menambah ambience peperangannya.

Replaybility - Lebih seru jika dimainkan bersama
Meskipun game ini terasa kurang dalam segi single playernya, namun jika menyangkut multiplayer game ini bisa menjadi lebih menyenangkan. kamu bisa bermain dengan teman-temanmu sampai 4 player yang saling berusaha untuk memenangkan game dengan hanya membutuhkan 1 PC saja dengan bermain bergiliran ataupun lewat LAN dan Online yang tentunya menambah keseruan karena memang game ini fokusnya adalah fun dan jika dimainkan secara bersama-sama akan terasa lebih fun lagi. Maka dari itu game ini bisa dimainkan berkali-kali jika kamu bermain secara multiplayer, namun akan terasa membosankan jika dimainkan secara singleplayer karena sesudah kamu menamatkan campaign dari game ini, tidak ada fitur yang membuatmu ingin terus memainkan campaignnya karena misi-misi yang linear akan terasa repetitive.

Conclusion
Game ini sama seperti yang versi PS 1 masih terasa kurang dalam segi musik dan storynya. Namun dengan port PC dengan fitur dari PS 1 yang banyak dihilangkan membuat game ini menjadi semakin monotone. Mungkin jika masih dimainkan secara multiplayer game ini masih terasa fun to play. Namun jika dimainkan secara singleplayer aku lebih rekomendasikan untuk bermain yang versi PS 1.


Overall 5/10

Sunday, April 1, 2018

The Classic Gem, Emperor: Rise of the Middle Kingdoms (Review)

April 01, 2018



Jika kamu tertarik dengan game yang bisa membangun kota, namun ingin yang lebih berasa sejarah-sejarahnya, kamu bisa mencoba game klasik besutan dari Sierra Entertainment ini. Emperor: Rise of The Middle Kingdoms merupakan game dimana kamu berperan sebagai seorang gubernur pada masa dinasti kerajaan Cina yang mempunyai misi untuk membangun kota dan sekaligus mengelolanya. Game yang terbit pada tahun 2002 ini merupakan salah satu pioneer dari genre city-building games pada masa itu. Jika kamu sudah pernah memainkan Caesar III, game ini adalah sekuelnya.

Gameplay – Sumber daya segalanya
Seperti game-game city-building pada umumnya, kamu mempunyai misi untuk membangun kota dari pedesaan hingga menjadi kota besar, dan memenuhi permintaan masyarakatmu yang semakin banyak dan beragam seiring berkembangnya kotamu. Namun, kamu lebih merasakan bagaimana manis dan pahitnya menjadi pengelola kota di game ini karena kamu akan menemukan sumber daya dan tantangan yang berbeda-beda di setiap kota yang kamu kelola. Di kotamu bisa saja hanya terdapat sayur kubis sebagai sumber pertanian dan pangan untuk masyarakat dan bisa membuat mereka jadi tidak suka denganmu gara-gara cuman dikasih makan kubis doang, dan bisa meninggalkan kotamu sampai membuat kotamu kekurangan penduduk, membuat tempat-tempat lainnya kekurangan pekerja dan ujung-ujungnya kotamu mati. Akhirnya kamu perlu melakukan impor beragam bahan pangan dengan berdiplomasi dan membuka jalur perdagangan dengan kota-kota lain, namun untuk dapat duit untuk impor, kamu juga perlu memanfaatkan sumber daya lain yang ada dikotamu untuk dijual ke kota lain dan uangnya digunakan membeli bahan pangan tersebut.
Namun dari penjualan itu belum tentu bisa menutupi pengeluaran lain-lain seperti pembangunan dan pengamanan kotamu karena di dalam game ini, kota lain bisa menyerangmu kapan saja, atau kamu yang melakukan serangan ke kota lain karena kamu kepengen jadi penguasa. Akhirnya kamu perlu merekrut pasukan yang tentunya memerlukan uang dan sumber daya, apalagi jika tak punya tambang besi, kamu jadi perlu impor lagi untuk dapat senjata atau bahan baku senjata jika beli senjata kemahalan buatmu, membuatmu bisa berpikir ekstra biar kotamu gak bangkrut.
Game ini memiliki keterbatasan dalam hal jarak bangunan ke bangunan lain, misalkan kamu bangun pertanian, dan hasil pertanian perlu diletakkan di lumbung. Jika lumbung terlalu jauh dari pertanian, maka para petani tidak mau mengirimnya. Atau jika dari lumbung ke pasar terlalu jauh maka para pedagang tidak mau mengambil hasil pertanian dari lumbung untuk dibawa ke pasar, yang tentunya menjadi masalah jika kotamu sudah besar karena kamu perlu menaruh lumbung, pertanian, dan pasar harus saling berdekatan, sedangkan pasar harus dekat dengan rumah-rumah, yang tentunya menjadi tidak enak dipandang jika pertanian dan lumbung berada di samping rumah-rumah mewah. Kemudian game ini juga mempunyai keterbatasan dalam jumlah bangunan karena kamu tidak bisa membangun sampai ratusan bangunan. Sedangkan di game ini kamu bisa memainkan map yang berukuran sangat besar, namun kamu tetap dibatasi dalam jumlah bangunan sehingga kamu hanya bisa membangun kota sampai separuh map saja, sedangkan sisanya lahan kosong karena jumlah bangunanmu sudah maksimal.


Story – Role-playing sebagai pengelola kota
Dari segi cerita, game ini membawamu kembali ke zaman dinasti kerajaan Cina. Di Story Mode dari game ini, kamu akan menjumpai Campaign dari beberapa dinasti kerajaan Cina. Dan di setiap story, kamu akan mempunyai peran dan backstory yang berbeda-beda. Kadang kamu menjadi ketua di suatu desa dan mengembangkannya, atau kamu menjadi utusan dari Raja yang baru memenangi perang untuk membangun kembali kerajaannya, tentunya dengan tujuan-tujuan berbeda yang harus dipenuhi, membuatmu mendapatkan rasa role-playing dalam game ini, namun masih memiliki misi yang sama, yaitu membangun kota. Namun begitu, game ini hanya menggunakan dinasti kerajaan Cina sebagai pondasi cerita. Selebihnya merupakan cerita fiksi untuk mengembangkan peranmu saja, sehingga unsur historisnya tidak terlalu dapat. 

Visual – 2D yang mengundang imajinasi
Dari segi visual, game ini masih menggunakan 2D dan fixed-camera rotation, namun diimbangi dengan penampilan gambar yang dapat membuat imajinasimu berjalan. Kamu bisa menikmati bentuk beragam bangunan pada era dinasti kerajaan Cina dari gubuk sampai palace yang berstruktur unik, sungai kanal dan tentunya tembok Cina. Kemudian juga taman-taman dan pohon yang dapat membuatmu membayangkan kamu berada di taman tersebut. Landscape yang beragam seperti sungai, hutan, padang rumput dan sebagainya dapat membuatmu melihatnya berkali-kali sampai lupa dengan kotamu.

Music – Efek dan musik yang menghidupkan
Dari sound effect, game ini dapat membawa suasana seperti di kota-kota kerajaan Cina ataupun alam liar seperti sungai dan hutan seperti hidup. Setiap bangunan dan orang memiliki sound effect sendiri-sendiri, dan kemudian dimainkan saat kameramu berada didekatnya, sehingga jika terdapat banyak bangunan, sound effect akan dimainkan bersama-sama, menimbulkan efek suara perkotaan yang padat, begitupun juga saat kameramu berada di alam. Background music yang diberikan oleh game ini juga tepat dalam membawakan suasana dinasti kerajaan Cina, dan dapat menyatu dengan sound effect lainnya sehingga semakin menghidupkan game ini.

Replayability – Memberimu kebebasan untuk bercerita
Aku masih memainkan game ini dan itu sudah cukup menjadi bukti bahwa game ini bisa dimainkan berkali-kali. Namun begitu, game ini tetap memberikan fitur yang bisa dimainkan berkali-kali, seperti game mode Open Play dimana kamu dapat memilih map dan opsi yang sudah disediakan dan kemudian membangun kota sesukamu. Atau kamu bisa membuat sendiri ceritamu dengan Campaign Editor Mode dimana kamu bisa membuat map dan campaign sendiri dengan opsi-opsi yang beraneka ragam, yang tentunya dapat membuatmu tetap merasakan suasana baru dalam bermain game ini.

Conclusion
Meskipun sudah berusia sangat lama,  game ini tetap mempunya fitur-fitur unik yang tidak dimiliki game-game baru karena gameplay dan visualnya yang tidak lagi populer di kalangan developer-developer city-building games yang baru. Sehingga membuat game ini menjadi klasik dan dapat menyimpan kenangan. Begitupun juga kekurangan-kekurangan yang ada pada game ini umumnya karena keterbatasan teknologi pada saat itu sehingga jika game ini kembali dibuat kemungkinan akan menjadi lebih bagus.


Overall 8/10

About This Blog

This Blog is mainly for Otaku stuff, like games, anime, etc. You will find info about these stuff in here, like info about upcoming game and anime, and also reviews about them. I hope the stuff provided in this blog will keep your otaku soul enlighten.


adambangun95@gmail.com

Blog Information